• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Payung Jepang: Pelindung Spiritual dari Hujan dan Terik.

img

Kabaresport.com Assalamualaikum semoga kita selalu berbuat baik. Pada Kesempatan Ini mari kita kupas tuntas fakta-fakta tentang Travel, Indonesia, Trens, Dunia. Panduan Seputar Travel, Indonesia, Trens, Dunia Payung Jepang Pelindung Spiritual dari Hujan dan Terik Jangan lewatkan informasi penting

    Table of Contents

Pada awalnya, payung di Jepang, seperti sashikake-gasa dengan gagang panjang, bukan sekadar alat pelindung. Menurut Profesor Emeritus Tatsuo Danjyo dari Universitas Beppu (BBC, 10 Agustus 2025), payung memiliki makna spiritual yang dalam, berfungsi sebagai yorishiro, yaitu benda yang menarik dewa atau roh.

Wisatawan yang pernah mengunjungi Jepang mungkin familiar dengan payung warna-warni berukuran besar dengan gagang panjang yang sering terlihat dalam festival. Selama berabad-abad, makna spiritual payung tetap terjaga. Contohnya, pada Yasurai Matsuri di Kyoto yang diadakan setiap April, payung berhias bunga dipercaya dapat mengusir penyakit. Bentuk melingkar payung dianggap mewakili jiwa, dan gagangnya sebagai pilar tempat jiwa turun.

Pada festival Hakata Dontaku (3-4 Mei di Fukuoka), kendaraan hias kasaboko diarak, diyakini membawa berkah kesehatan dan keberuntungan. Meskipun dalam keseharian payung melindungi dari hujan atau panas, dahulu fungsinya lebih sebagai simbol kekuatan spiritual atau politik.

Pada abad ke-12, penggunaan payung mulai meluas ke masyarakat umum. Di Pulau Okinoshima, setiap 13-16 Agustus, penduduk membuat payung hias warna-warni untuk menampung arwah orang yang meninggal selama festival Obon. Setiap dua tahun sekali, pada malam 16 Agustus, payung-payung ini ditarikan mengelilingi panggung, membimbing arwah kembali ke alam roh.

Payung bahkan menginspirasi kasa yokai, roh payung yang terkenal. Roh ini muncul dalam karya seni seperti Parade Malam Segudang Goblin, di mana barang rumah tangga yang terbengkalai hidup kembali. Kasa yokai, dengan mata tunggal dan ciri khas lainnya, mencerminkan kepercayaan animisme Jepang bahwa benda pun bisa memiliki roh, terutama yang telah digunakan dan dicintai.

Bagi wisatawan yang tertarik dengan sejarah dan kerajinan payung tradisional Jepang, berbagai lokakarya dan museum seperti Yodoe Umbrella Folklore Museum, Kyoto Tsujikura, dan Matsuda Wagasa menawarkan pengalaman langsung.

Demikianlah payung jepang pelindung spiritual dari hujan dan terik telah saya bahas secara tuntas dalam travel, indonesia, trens, dunia Dalam tulisan terakhir ini saya ucapkan terimakasih Jaga semangat dan kesehatan selalu. Mari sebar informasi ini agar bermanfaat. Sampai bertemu lagi di artikel menarik lainnya. Terima kasih.

© Copyright 2024 - Kabar Esport Terkini Untuk Anda
Added Successfully

Type above and press Enter to search.